Minggu, 25 Desember 2016

SIMULASI PERBANDINGAN GENOTIPE MENURUT HUKUM HARDY-WEINBERG




ACARAIV
 SIMULASI PERBANDINGAN GENOTIPE MENURUT HUKUM
HARDY-WEINBERG
1.      Maksud dan tujuan
Untuk mengetahui struktur genetic populasi tanaman menyerbuk silang (allogam), yaitu bahwa frekuensi gen dan genotipe keturunannya (dari generasi ke generasi), akan tetap apabila tidak ada gaya-gaya dari luar (misalnya seleksi, mutasi, dan migrasi) yang dapat mengubah frekuensi gen.

2.      Teori
Keturunan dan perkawinan tanaman allogam juga akan mengalami pemisahan/segregasi. Apabila terjadi perkawinan acak di antara individu dalam populasi, maka komponen populasi tersebut akan selalu tetap. Hal ini telah dibuktikan percobaan oleh Hardy di inggris pada tahun 1908 dan oleh Weinberg di Jerman tahun 1909, sehingga diperoleh hukum Hardy Weinberg. Hukum Hardy Weinberg menyatakan bahwa bila tidak ada gaya-gaya dari luar yang dapat mengubah frekuensi, setiiap populasi mempunyai perbandingan tertentu sifat-sifat dominan dan resesifnya maka frekuensi relative masing-masing allele tersebut akan tetap tidak berubah dari generasi satu ke generasi lainnya. Kumpulan sifat dominan dan resesif ini disebut “ Gene Pool “.
Misalnya populasi terdiri dari dua macam individu homosigot dominan dan homosigot resesif (RR dan rr) dengan perbandingan 1 RR : 4 rr (jadi frekuensi relative allele R : r = 0,2 : 0,8). Kemudian individu dalam populasi ini akan bersilang satu dengan yang lain secara acak/random, sehingga hasilnya sebagai berikut :

Serbuk sari / sel telur
0,2 R
0,8 r
0,2 R
0,04 RR
0,16 Rr
0,8 r
0,16 Rr
0,64 rr


Dari hasil perkawinan acak dapat dihitung kembali frekuensi gen R dan r sebagai berikut :
R = 0,04 (dari RR) + 0,16 (dari Rr) =0,2 " diberi simbol p
R = 0,16 (dari RR) + 0,64 (dari Rr) =0,8 " diberi simbol p
Jadi perbandingan genotipe untuk generasi berikutnya yaitu : p2 (RR) : 2 pq (Rr) : q2 (rr), dimana p + q = 1. Keadaan inipun dapat dibuat tiruannya dengan pengambilan contoh acak.
Andaikan kita mempunyai 2 kantong yang masing-masing berisi 200 biji jagung (180 merah dan 20 putih, jadi frekuensi R : r = 9 : 1 ). Kita membayangkan bahwa masing-masing kantong adalah populasi tanaman allogam yang merupakan kumpulan gen (gene pool). Kemudian dibuat perkawinan secara acak dengan mengambil satu biji (yang menggambarkan gamet) dari masing-masing kantong, digabungkan dan dicatat hasilnya.
RR : bila biji yang diperoleh dari masing-masing kantong keduanya merah
Rr : bila biji yang diperoleh satu merah dan satu putih
Rr : bila biji yang diperoleh masing-masing kantong keduanya putih
Perkawinan ini diulangi sampai 60 kali, dan kemudian dibuat tabel hasil persilangan sebagai berikut :
Genotipe
Pengamatan (P)
Harapan (H)
(P-H)
(P-H)2
(P-H)2/H
RR
44
48,6
-4,6
21,16
0,435
Rr
15
10,8
4,2
17,64
0,633
Rr
1
0,6
0,4
0,16
0,266
Jumlah
60
60
0
2hitung=
1,334
Cara menghitung frekuensi harapan :
Frekuensi gen R = p = 0,9
Frekuensi gen r = q = 0,1
Jadi :    RR = p2 = (0,9)2 = 0,81 " 0,81 x 60 = 48,6
Rr = 2pq = 2 x 0,9 x 0,1 = 0,18 " 0,18 x 60 = 10,8
Rr = q2 = (0,1)2 = 0,01 " 0,01 x 60 = 0,6
2tabel (db=1, α = 0,05) = 2,,334
Dalam hal ini derajat bebas = 1, karena frekuensinya ada dua, yaitu allele merah dan allele putih sehingga diperlukan dua kali estimasi, maka derajat bebas = n – 2. 2hitung lebih kecil dari 2tabel, maka perbandingan yang diamati sesuai dengan perbandingan yang diharapkan. Jadi memamng hukum Hardy – Weinberg betul, bahwa frekuensi relatip kedua allele tersebut tetap.
3.      Bahan : Biji – biji yang berbeda warna.        

4.      Prosedur kerja :
a.       Ambil dua buah kantong kertas, masing – masing diisi dengan 200 biji yang terdiri dari 160 warna merah / gelap dan warna 40 warna putih / terang. (frekuensi M = 0,8 dan frekuensi r = 0,2)
b.      Kocoklah kantong – kantong tersebut sehingga biji – biji tercampur benar.
c.       Ambillah dari masing – masing kantong satu biji, kemudian amati dan catat hasilnya
Ø  Bila yang terambil keduanya merah / warna gelap, maka beri kode RR.
Ø  Bila yang terambil satu merah / warna gelap dan yang lain putih, maka beri kode Rr.
Ø  Bila yang terambil keduanya putih / warna terang, maka beri kode rr.
d.      Pada setiap pengambilan , biji yang telah diambil kemudian dikembvalikan lagi kedalam mantong semula, supaya frekuensi gen dalam masing – masing kantong tetap
e.       Ulangi contoh pengambilan ini sebanyak 80 dan 100 kali.

5.      Pengamatan atau perhitungan
80 kali persilangan
Genotipe
Pengamatan  (P)
Harapan (H)
P - H
(P – H) 2
(P – H)2/H
MM
36
51,2
-15,2
231,04
4.5125
Mm
31
25,6
5,4
29,16
1.139
Mm
13
3,2
9,8
96,04
30,012
Jumlah
80
80
0
2hitung=
35.6635
Ket :
p (M) = 0,8
q (m) = 0,2
( p )2 x 80 = " (0,8)2 x 80 = 51,2 "RR
2 x p x q x 80 = " 2 x 0,8 x 0,2 x 80 = 25,6 "Rr
( q )2 x 80 = " (0,2)2 x 80 = 3,2 " rr

100 kali persilangan
Genotipe
Pengamatan  (P)
Harapan (H)
P - H
(P – H) 2
(P – H)2/H
MM
53
64
-11
121
1,890
Mm
32
32
0
0
0
Mm
15
4
11
121
30,25
Jumlah
100
100
0
2hitung=
32.14
Ket :
p (M) = 0,8
q (m) = 0,2
( p )2 x 100 = " (0,8)2 x 100 = 64 "RR
2 x p x q x 100 = " 2 x 0,8 x 0,2 x 100 = 32 "Rr
( q )2 x 100 = " (0,2)2 x 100 = 4 " rr

6.      Pembahasan
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh tiruan perkawinan antara 2 individu yang heterozigot pada satu gennya mendekati kebenaran. Praktikum membandingkan genetik tiruan dengan random sampling ini merupakan simulasi untuk membuktikan teori mendel, simulasi ini dilakukan dengan menggunakan biji dengan 2 warna, warna merah diberi simbol M, menandakan sifat dominan dan menutupi sifat resesif pada biji warna putih diberi simbol m. Percobaan ini dilakukan dengan pengambilan biji secara bersamaan dari 2 kantong yang mana kedua kantong tersebut berisi campuran biji berwarna merah sebanyak 160 dan putih 40 dalam satu kantong berisi 200 biji.
Dengan menggunakan perlakuan yang semakin besar, maka akan menunjukan hasil yang cukup berbeda jauh dengan hukum mendel. Semakin banyak sample yang digunakan, maka kita akan mendapat hasil yang cukup berbeda. Karena semakin banyak ulangan semakin banyak data yang dang didapat dan peluang untuk mendapat hasil akan lebih besar.
Pada pengambilan sample, didapatkan hasil pengambilan sample 80 kali didapatkan hasil 35,6635. Sedangkan pada pengambilan sample 100 kali didapatkan hasil 32.14. untuk mengetahui percobaan sesuai dengan hukum segregasi Mendel, kita membuat perhitungan dan tabel yang disebut chi-square. Metode ini membandingkan data percobaan yang diperoleh dari hasil persilangan-persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. Biasanya nila kemungkinan 5% dianggap garis betas antara menerima dan menolak hipotesis. Sehingga hasil yang didapatkan sangat jauh dari chi square 5% pada tabel.
Dari hasil percobaan didapatkan hasil yang menunjukan bahwa hasil Chi Square tes lebih besar daripada hasil tes Chi Square tabel, baik pada pengambilan data 80 kali ataupun 100 kali. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil tes dapat dapat diterima atau terbukti. Dengan terbuktinya hasil tes tersebut maka dapat diketahui bahwa teori mendel tidak dapat terbukti.
7.      Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan tentang membandingkan genetikatiruan dengan random sampling dapat disimpulkan bahwa :
a.       Pada pengambilan sample 80 kali didapatkan chi square 35,6635. Sedangkan pada pengambilan sample 100 kali didapatkan chi aquare 32,14
b.      Dari pelaksanaan membandingkan genetika dengan random sampling diketahui bahwa teori mendel tidak dapat terbuktu dengan perbandingan hasil yang jauh pada hasil chi square
8.      Daftar pustaka
http://www.scribd.com/doc/41836174/laporan-hukum-mendel