Minggu, 25 Desember 2016

Menentukan Indeks Luas Daun dengan Metode Gravimetri pada Berbagai jenis Tanaman



BAB I PENDAHULUAN


Menentukan Indeks Luas Daun dengan Metode Gravimetri pada Berbagai jenis Tanaman
LatarBelakang
     Menurut Januwati, M. (1992), Daun merupakan salah satu organ tanaman yang paling penting. Daun merupakan tempat berlangsungnya proses fotosintesis untuk menyusun bahan kering tanaman. Luas daun termasuk parameter yang penting untuk mempelajari fisiologi dan agronomi dalam kaitannya dengan pertumbuhan tanaman.
              Pertanian pada dasarnya merupakan sistem pemanfaatan energi cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Apabila faktor genetik seragam, maka proses fotosintesis dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Daun merupakan organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis. Oleh karena itu jumlah daun yang optimum memungkinkan distribusi (pembagian) cahaya antar daun lebih merata. Distribusi cahaya yang lebih merata antar daun mengurangi kejadian saling menaungi antar daun sehingga masing-masing daun dapat bekerja sebagaimana mestinya
  ( Gardneret al,1991).
                 Menurut Gardner et al (1991), Luas daun adalah hasil kali antara panjang daun, lebar daun dan konstanta daun. Indeks luas daun dapat digunakan untuk menggambarkan tentang kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman. Permukaan daun yang semakin luas diharapkan mengandung klorofil lebih banyak. Indeks luas daun merupakan hasil bersih asimilasi persatuan luas daun dan waktu. Luas daun tidak konstan terhadap waktu, tetapi mengalami penurunan denga bertambahnya umur tanaman
Indeks luas daun merupakan gambaran tentang rasio permukaan daun terhadap luas tanah yang ditempati tumbuh oleh tanaman. Laju pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh laju asimilasi bersih dan indeks luas daun. Laju asimilasi bersih yang tinggi dan indek s luas daun daun yang optimum meningkatkan pertumbuhan tanaman (Gardner et al, 1991).
              Terdapat banyak metode untuk mengukur luas daun tanaman. Metode yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan leaf area meter, planimeter, gravimetri, fotografi, dan masih ada beberapa metode yang lain. Metode lain yang dapat digunakan dan tidak merusak tanaman adalah melalui pendekatan matematika..

BAB II

TUJUAN PRAKTIKUM


·         Untuk mengetahui pengaruh fisiologis jarak tanam pada berbagai jenis tanamaN terhadap pertumbuhan tanaman
·         Untuk mengetahui jarak tanam yang optimal


 

BAB III DASAR TEORI


Daun  merupakan organ fotosintesis utama dalam tubuh tanaman, yang merupakan tempat terjadinya proses perubahan energi cahaya menjadi energi kimia dan tempat produksi karbohidrat (glukosa) yang diwujudkan dalam bentuk bahan kering. Dalam analisis pertumbuhan tanaman, perkembangan daun menjadi perhatian utama. Berbagai ukuran dapat digunakan, seperti pengukuran indeks luas daun (ILD), nisbah luas daun (NLD) dan nisbah berat daun (NBD) pada waktu tertentu. Perubahan-perubahan selama pertumbuhan mencerminkan perubahan bagian yang aktif berfotosintesis (Sumarsono, 2000).
Daun merupakan organ fotosintetik utama dalam tubuh tanaman, di mana terjadi proses perubahan energi cahaya menjadi energi kimia dan mengakumulasikan dalam bentuk bahan kering. Pertumbuhan dan perkembangan daun menjadi perhatian utama. Berbagai ukuran dapat digunakan, seperti pengukuran luas daun dan berat daun pada waktu tertentu. Perubahan-perubahan selama pertumbuhan mencerminkan perubahan bagian yang aktif berfotosintetsis (Patton, M. Q., 2006).
Indeks luas daun merupakan gambaran tentang rasio permukaan daun terhadap luas tanah yang ditempati oleh tanaman. Laju pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh laju asimilasi bersih dan indeks luas daun. Laju asimilasi bersih yang tinggi dan indeks luas daun yang optimum akan meningkatkan laju pertumbuhan tanaman. Indeks luas daun dapat digunakan untuk menggambarkan tentang kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman. Permukaan daun yang semakin luas diharapkan mengandung klorofil lebih banyak. Indeks luas daun merupakan hasil bersih asimilasi persatuan luas daun dan waktu. Luas daun tidak konstan terhadap waktu, tetapi mengalami penurunan dengan bertambahnya umur tanaman (Indranada, H. K. 1990).
Metode Gravimetri : Metode ini pada prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan pertama dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah diketahui.

BAB IV PELAKSANAAN

Praktikum Fisiologi Tanaman dilakukan di Kebun Praktek Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
a.       Alat dan bahan
            Bahan : benih palawija kacang hijau
        Alat : cangkul, cetok, meteran, timbangan, gunting tanaman
b.      Cara kerja
1.      Mengolah tanah dengan kedalaman 20-30 cm, lalu buat dengan dengan ukuran 2 x 3m, taburkan pupuk N, P, K atau pupuk kandang secara merata sesuai dosis rekomendasi.
2.      Menanam benih kacang hijau tiap lobang 2 biji dengan jarak tanam (25 x 25)
3.      Setelah 1 minggu ,memelihara 1 bibit yang sehat, apabila ada bibit yang tidak tumbuh lakukan penyulaman.
4.      Pemeliharaan meliputi pengairan yang dilakukan menurutn kebutuhan tanaman dan mencabut gulma yang ada.
5.      Mengamati dan mengambil data dilakukan pada saat tanaman umur 15,22, dan 30 hari.
§  Parameter yang diamati meliputi :mengukur luas daun, menimbang berat segar maupun berat kering dari daun, akar, batang, bunga dan seluruh tanaman.
§  Menghitung Indeks Luas Daun dari berbagai jenis tanaman tersebut.
§  Membahas bagaimana hubungan antara Indeks Luas Daun denga jarak tanam, ILD optimum diperoleh berat brangkasan maksimum.



BAB V HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS HASIL


Data Pengamatan jarak tanam 25 cm x 25 cm
Pengamatan hari ke -
Parameter yang diamati

Berat pola daun
( A)
Berat pola kertas 10 x 10 cm ( B)
Berat segar tanaman
Berat kering tanaman
15
2,2 gram
0,84 gram
13,4 gram
5,2 gram
22
5,7 gram
0,84 gram
31,5 gram
6,4 gram
30
9,1 gram
0,84 gram
45,6 gram
8,6 gram

 Luas daun  =  x 100 cm2
1.      Luas daun 15 =  x 100 cm2 = 261,90 cm2
Indeks Luas Daun =
=
                                                =
                                                = 1,67
2.      Luas daun 22 =  x 100 cm2 = 678,57 cm2
Indeks Luas Daun =  = 4,34
3.      Luas daun 30 =  x 100 cm2 = 1.083cm2
Indeks Luas Daun =
                                    =  = 6, 93

Data Pengamatan Perlakuan pada jarak tanam 20 x 20 cm
Pengamatan hari ke- (HST)
Parameter  yang diamati
Berat pola daun (A)
Berat  Pola kertas (B)
Berat segar tanaman (gr)
Berat kering tanaman (gr)
15
2,16
0,84
10,4
5,4
22
5,1
0,84
30,6
6,27
30
8,61
0,84
43,97
7,3

1.      Perhitungan I (15 Hst)
Luas Daun       = 
                        =
                        = 2,6 X 100 %
                        = 260 cm2
ILD / LAI       =
                        =
                        = 2,6
Pengamatan Ii (22 Hst)
Luas Daun       = 
                                    =
                                    = 6,1 X 100 %
                                    = 610 cm2
ILD / LAI       =
                        =
                        = 6,1
Pengamatan Iii (30 Hst)
Luas Daun       = 
                        =
                        = 10,3 X 100 %
                        = 1030 cm2
ILD / LAI       =
                        =
                        = 10,3

BAB VI PEMBAHASAN


Indeks daun merupakan hasil bersih asimilasi persatuan luas daun dan waktu. Luas daun tidak konstan terhadap waktu, tetapi mengalami penurunan dengan bertanbahnya umur tanaman, akibat perubahan morfologi tanaman tersebut. Indeks luas daun merupakan suatu perubahan yang menunjukkan hubungan antar luas daun dan luas bidang yang tertutupi. Laju perubahan nilai ILD sangat tergantung dengan kualitas metabolisme dalam pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu ILD sering digunakan sebagai indicator dalam pertumbuhan tanaman yaitu sebagai salah satu pengubah untuk mengetahui intensitas radikal diintersepsi oleh daun sehingga dapat diduga nilai biomassanya.
Adanya nilai ILD, diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam mengukur luas daun suatu tanaman. Pengukuran luas daun ini berguna untuk mengontrol pertumbuhan tanaman.
Dari hasil tersebut dapat dilihat perbedaan luas daun yang dimiliki tanaman kacang hijau dengan jarak tanam yang berbeda. Asumsinya daun pada bagian atas memiliki luasan yang paling tinggi dalam mendapatkan sinar matahari sehingga daun bagian atas ini dapat melakukan proses fotosintesis paling maksimal.
Sesuai dengan perhitungan diatas Lt (total luas daun) dapat diketahui luasan daun keseluruhan. Akan tetapi tidak semua luasan daun ini dapat berfotosintesis dengan maksimal, diakibatkan naungan dari daun tersebut sehingga daun melakukan respirasi. Sehingga total asimilat yang didapatkan tanaman adalah dikurangi dengan laju respirasi.

Dari praktikum  yang saya lakukan mendapatkan hasil sebagai berikut, luas daun hari  ke -15 ke-22 dan ke-30 dari berat pola daun, berat pola kertas, berat segar tanaman, dan berat kering setelah ditimbang mengalami peningkatan berat. Dari data yang didapat dengan jarak tanam 25x25 cm tersebut pada hari ke-15 didapatkan luas daun 261,90 cm2 dan indeks luas daun 1,67. Pada hari ke – 22 didapatkan luas daun 678,57 dan indeks luas daun 4,34 dan pada hari ke-30 didapatkan luas daun 1.083 dan indeks luas daun didapatkan 6,93. Sedangkan Pada  jarak tanam 20 x 20 cm  pada hari ke – 15 didapatkan luas daun 260 cm2 dan indeks luas daun 2,6 . pada hari ke – 22 didapatkan luas daun 610 dan indeks luas daun 6,1 dan pada hari ke – 30 didapatkan luas daun 1030 cm2 dan indeks luas daun 10,3 . Dari dua data tersebut dengan jarak tanam 25 x 25 dan 20 x 20 dapat dibandingkan bahwa luas daun  dan indeks luas daun lebih tinnggi pada jarak 20 x 20 dibandingkan pada jarak tanam 25 x 25 hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh jarak penanaman. Apabila jarak tanam lebih rapat mungkin luas daun dan indeks luas daun akan lebih tinggi karena pada jarak tanam rapat tanaman terpacu perluasan daunnya untuk bersaing mendapatkan cahaya.

BAB. VII KESIMPULAN


Pada percobaan praktikum yaing telah di lakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
·         Indeks luas daun memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan tinggi tanaman dan luas daun.
·         Dalam mengukur suatu luas daun perlu di ketahui konstanta daun tersebut agar hasil yang didapatkan nantinya benar-benar akurat.
·         Indeks luas daun memiliki korelasi dengan besarnya proses fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman. Semakin tinggi indeks luas daun maka semakin aktif sebuah tanaman dalam melakukan proses fotosintesis.
·         Jarak tanam sangat berpengaruh terhadap luas dan indeks luas daun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar