BAB I PENDAHULUAN
Menentukan Indeks Luas Daun dengan Metode Gravimetri pada
Berbagai jenis Tanaman
LatarBelakang
Menurut Januwati, M. (1992), Daun merupakan salah satu
organ tanaman yang paling penting. Daun merupakan tempat berlangsungnya proses
fotosintesis untuk menyusun bahan kering tanaman. Luas daun termasuk parameter
yang penting untuk mempelajari fisiologi dan agronomi dalam kaitannya dengan
pertumbuhan tanaman.
Pertanian pada dasarnya merupakan sistem pemanfaatan
energi cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Apabila faktor genetik
seragam, maka proses fotosintesis dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Daun
merupakan organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis. Oleh karena itu
jumlah daun yang optimum memungkinkan distribusi (pembagian) cahaya antar daun
lebih merata. Distribusi cahaya yang lebih merata antar daun mengurangi
kejadian saling menaungi antar daun sehingga masing-masing daun dapat bekerja
sebagaimana mestinya
( Gardneret
al,1991).
Menurut
Gardner et al (1991), Luas daun adalah hasil kali antara panjang daun,
lebar daun dan konstanta daun. Indeks luas daun dapat digunakan untuk menggambarkan
tentang kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman. Permukaan daun
yang semakin luas diharapkan mengandung klorofil lebih banyak. Indeks luas daun
merupakan hasil bersih asimilasi persatuan luas daun dan waktu. Luas daun tidak
konstan terhadap waktu, tetapi mengalami penurunan denga bertambahnya umur
tanaman
Indeks luas daun merupakan gambaran
tentang rasio permukaan daun terhadap luas tanah yang ditempati tumbuh oleh
tanaman. Laju pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh laju asimilasi bersih dan
indeks luas daun. Laju asimilasi bersih yang tinggi dan indek s luas daun daun
yang optimum meningkatkan pertumbuhan tanaman (Gardner et al, 1991).
Terdapat
banyak metode untuk mengukur luas daun tanaman. Metode yang banyak digunakan
adalah dengan menggunakan leaf area meter, planimeter, gravimetri, fotografi,
dan masih ada beberapa metode yang lain. Metode lain yang dapat digunakan dan
tidak merusak tanaman adalah melalui pendekatan matematika..
BAB II
TUJUAN PRAKTIKUM
·
Untuk mengetahui
pengaruh fisiologis jarak tanam pada berbagai jenis tanamaN terhadap pertumbuhan
tanaman
·
Untuk mengetahui jarak
tanam yang optimal
BAB III DASAR TEORI
Daun
merupakan organ fotosintesis utama dalam tubuh tanaman, yang merupakan
tempat terjadinya proses perubahan energi cahaya menjadi energi kimia dan
tempat produksi karbohidrat (glukosa) yang diwujudkan dalam bentuk bahan
kering. Dalam analisis pertumbuhan tanaman, perkembangan daun menjadi perhatian
utama. Berbagai ukuran dapat digunakan, seperti pengukuran indeks luas daun
(ILD), nisbah luas daun (NLD) dan nisbah berat daun (NBD) pada waktu tertentu.
Perubahan-perubahan selama pertumbuhan mencerminkan perubahan bagian yang aktif
berfotosintesis (Sumarsono, 2000).
Daun merupakan organ fotosintetik
utama dalam tubuh tanaman, di mana terjadi proses perubahan energi cahaya
menjadi energi kimia dan mengakumulasikan dalam bentuk bahan kering.
Pertumbuhan dan perkembangan daun menjadi perhatian utama. Berbagai ukuran
dapat digunakan, seperti pengukuran luas daun dan berat daun pada waktu
tertentu. Perubahan-perubahan selama pertumbuhan mencerminkan perubahan bagian
yang aktif berfotosintetsis (Patton, M. Q., 2006).
Indeks luas daun merupakan gambaran
tentang rasio permukaan daun terhadap luas tanah yang ditempati oleh tanaman.
Laju pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh laju asimilasi bersih dan indeks luas
daun. Laju asimilasi bersih yang tinggi dan indeks luas daun yang optimum akan
meningkatkan laju pertumbuhan tanaman. Indeks luas daun dapat digunakan untuk
menggambarkan tentang kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman.
Permukaan daun yang semakin luas diharapkan mengandung klorofil lebih banyak.
Indeks luas daun merupakan hasil bersih asimilasi persatuan luas daun dan
waktu. Luas daun tidak konstan terhadap waktu, tetapi mengalami penurunan
dengan bertambahnya umur tanaman (Indranada, H. K. 1990).
Metode Gravimetri : Metode ini pada
prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini
dapat dilakukan pertama dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada
sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian
digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah diketahui.
Praktikum Fisiologi Tanaman dilakukan di Kebun Praktek Universitas
Sarjanawiyata
Tamansiswa
a.
Alat dan bahan
Bahan
: benih palawija kacang hijau
Alat : cangkul,
cetok, meteran, timbangan, gunting tanaman
b.
Cara kerja
1.
Mengolah tanah dengan kedalaman 20-30 cm, lalu buat dengan
dengan ukuran 2 x 3m, taburkan pupuk N, P, K atau pupuk kandang secara merata
sesuai dosis rekomendasi.
2.
Menanam benih kacang hijau tiap lobang 2 biji dengan jarak
tanam (25 x 25)
3.
Setelah 1 minggu ,memelihara 1 bibit yang sehat, apabila
ada bibit yang tidak tumbuh lakukan penyulaman.
4.
Pemeliharaan meliputi pengairan yang dilakukan menurutn
kebutuhan tanaman dan mencabut gulma yang ada.
5.
Mengamati dan mengambil data dilakukan pada saat tanaman
umur 15,22, dan 30 hari.
§ Parameter yang diamati meliputi
:mengukur luas daun, menimbang berat segar maupun berat kering dari daun, akar,
batang, bunga dan seluruh tanaman.
§ Menghitung Indeks Luas Daun dari
berbagai jenis tanaman tersebut.
§ Membahas bagaimana hubungan antara
Indeks Luas Daun denga jarak tanam, ILD optimum diperoleh berat brangkasan
maksimum.
BAB V HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS HASIL
Data
Pengamatan jarak tanam 25 cm x 25 cm
Pengamatan hari ke -
|
Parameter yang diamati
|
|||
|
Berat pola daun
( A)
|
Berat pola kertas 10 x 10 cm ( B)
|
Berat segar tanaman
|
Berat kering tanaman
|
15
|
2,2 gram
|
0,84 gram
|
13,4 gram
|
5,2 gram
|
22
|
5,7 gram
|
0,84 gram
|
31,5 gram
|
6,4 gram
|
30
|
9,1 gram
|
0,84 gram
|
45,6 gram
|
8,6 gram
|
Luas daun
=
x 100 cm2
1. Luas daun 15 =
x 100 cm2 = 261,90 cm2
Indeks
Luas Daun =
=
=
=
1,67
2. Luas daun 22 =
x 100 cm2 = 678,57 cm2
Indeks Luas Daun =
= 4,34
3. Luas daun 30 =
x 100 cm2 = 1.083cm2
Indeks Luas Daun =
=
= 6, 93
Data
Pengamatan Perlakuan pada jarak tanam 20 x 20 cm
Pengamatan
hari ke- (HST)
|
Parameter yang diamati
|
|||
Berat
pola daun (A)
|
Berat Pola kertas (B)
|
Berat
segar tanaman (gr)
|
Berat
kering tanaman (gr)
|
|
15
|
2,16
|
0,84
|
10,4
|
5,4
|
22
|
5,1
|
0,84
|
30,6
|
6,27
|
30
|
8,61
|
0,84
|
43,97
|
7,3
|
1. Perhitungan
I (15 Hst)
Luas
Daun =
=
=
2,6 X 100 %
=
260 cm2
ILD
/ LAI =
=
=
2,6
Pengamatan
Ii (22 Hst)
Luas
Daun =
=
= 6,1 X 100 %
= 610 cm2
ILD
/ LAI =
=
= 6,1
Pengamatan
Iii (30 Hst)
Luas
Daun =
=
= 10,3 X 100 %
=
1030 cm2
ILD
/ LAI =
=
=
10,3
BAB VI PEMBAHASAN
Indeks daun
merupakan hasil bersih asimilasi persatuan luas daun dan waktu. Luas daun tidak
konstan terhadap waktu, tetapi mengalami penurunan dengan bertanbahnya umur
tanaman, akibat perubahan morfologi tanaman tersebut. Indeks luas daun
merupakan suatu perubahan yang menunjukkan hubungan antar luas daun dan luas
bidang yang tertutupi. Laju perubahan nilai ILD sangat tergantung dengan
kualitas metabolisme dalam pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu ILD sering
digunakan sebagai indicator dalam pertumbuhan tanaman yaitu sebagai salah satu
pengubah untuk mengetahui intensitas radikal diintersepsi oleh daun sehingga
dapat diduga nilai biomassanya.
Adanya nilai
ILD, diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam mengukur luas daun suatu
tanaman. Pengukuran luas daun ini berguna untuk mengontrol pertumbuhan tanaman.
Dari hasil tersebut dapat dilihat
perbedaan luas daun yang dimiliki tanaman kacang hijau dengan jarak
tanam yang berbeda. Asumsinya daun pada
bagian atas memiliki luasan yang paling tinggi dalam mendapatkan sinar matahari
sehingga daun bagian atas ini dapat melakukan proses fotosintesis paling
maksimal.
Sesuai dengan perhitungan diatas Lt
(total luas daun) dapat diketahui luasan daun keseluruhan. Akan tetapi
tidak semua luasan daun ini dapat berfotosintesis dengan maksimal, diakibatkan
naungan dari daun tersebut sehingga daun melakukan respirasi. Sehingga total
asimilat yang didapatkan tanaman adalah dikurangi dengan laju respirasi.
Dari praktikum
yang saya lakukan mendapatkan hasil sebagai berikut, luas daun hari ke -15 ke-22 dan ke-30 dari berat pola daun,
berat pola kertas, berat segar tanaman, dan berat kering setelah ditimbang
mengalami peningkatan berat. Dari data yang didapat dengan
jarak tanam 25x25 cm tersebut pada hari ke-15 didapatkan
luas daun 261,90 cm2 dan indeks luas daun 1,67.
Pada hari
ke – 22 didapatkan luas daun 678,57 dan indeks luas
daun 4,34 dan pada hari ke-30 didapatkan luas daun 1.083 dan indeks luas daun
didapatkan 6,93. Sedangkan Pada
jarak tanam 20
x 20 cm pada hari ke –
15 didapatkan luas daun 260 cm2 dan indeks luas daun 2,6 . pada hari ke –
22 didapatkan luas daun 610 dan indeks luas daun 6,1 dan pada hari ke – 30
didapatkan luas daun 1030 cm2 dan indeks
luas daun 10,3 . Dari dua
data tersebut dengan jarak tanam 25 x 25 dan 20 x 20
dapat dibandingkan bahwa luas daun dan
indeks luas daun lebih tinnggi pada jarak 20 x 20 dibandingkan pada jarak tanam
25 x 25 hal tersebut kemungkinan
dipengaruhi oleh jarak penanaman. Apabila
jarak tanam lebih rapat mungkin luas daun dan indeks luas daun akan lebih
tinggi karena pada jarak tanam rapat tanaman terpacu perluasan daunnya untuk
bersaing mendapatkan cahaya.
BAB. VII KESIMPULAN
Pada percobaan praktikum yaing telah di lakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
·
Indeks luas daun memiliki
keterkaitan yang cukup erat dengan tinggi tanaman dan luas daun.
·
Dalam mengukur suatu luas daun perlu
di ketahui konstanta daun tersebut agar hasil yang didapatkan nantinya
benar-benar akurat.
·
Indeks luas daun memiliki korelasi
dengan besarnya proses fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman. Semakin tinggi
indeks luas daun maka semakin aktif sebuah tanaman dalam melakukan proses
fotosintesis.
·
Jarak tanam
sangat berpengaruh terhadap luas dan indeks luas daun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar