BAB I PENDAHULUAN
Mengukur Pertumbuhan Relatif
Tanaman dan Harvest Index atau Hasil Panen
LatarBelakang
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya jumlah protoplasma sel pada
suatu organisme, biasanya disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta
jumlah sel yang bersifat tidak kembali pada keadaan semula (Oman Karmn). Tumbuhan merupakan organisme yang sangat dekat dengan kehidupan manusia. Tumbuhanpun
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Tumbuhan menyediakan berbagai
jenis makanan, menyediakan oksigen yang sangat kita butuhkan, dan juga membuat
bumi tampak begitu indah dan sejuk. Seperti layaknya makhluk hidu plainnya,
tumbuhan juga mengalami proses pertumbuhan untuk menjadi besar sampai akhirnya
mati. Tumbuhan yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan diawali dari pertemuan
dua sel kelamin. Setelah zigot terbentuk, maka sel mengalami tahap-tahap
pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya:
* Pembelahan sel
* Diferensiasi sel
* Organogenesis sel
* Morfogenesis sel
Laju pertumbuhan tanaman
merupakan selisih inlond berat kering kedua dibagi inlond berat kering
kepertama perselisih waktu selama yang digunakan.Pada praktikum yang saya
lakukan ini akan membahas dan menghitung laju pertumbuhan tanaman pada jagung
dan harvest index(HI) atau index panen. Hal-hal yang berkaitan yaitu seperti
menimbang berat segar berat basah,
tinggi jagung,berat kering ekonomis,berat kering biologis pada umur 20,40 dan
60 hari.
BAB II TUJUAN
1. Untuk mengetahui laju pertumbuhan tanaman
2. Untuk menghitung indeks panen( harvest index )
BAB III DASAR TEORI
Secara
umum pertumbuhan meliputi pertabahan jumlah (pembelahan sel) pertambahan ukuran
( pembentangan sel) dan deferensiasi, tetapi bagi peminat agronomi pertumbuhan
dapat berarti berat kering.
Seorang peneliti tidak hanya
berkepentingan dengan hasil akhir saja juga berkepentingan dengan proses yang
terjadi sebelumnya, karena proses ini mempunyai peranan yang sangat besar dalam
menentukan hasil akhir yang berupa hasil ekonomis. Suatu pendekatan untuk dapat
menganalisis faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman sebagai
suatu contoh penimbunan hasil fotosintesis dalam analisis pertumbuhan tanaman.
Konsep dasr dan implikasi fotosintesis dalam analisis sederhana pertumbuhan
relative sederhana dan hanya dua pengukuran yang dilakukan pada interval yang
sering diperlukan untuk analisis pertumbuhan yaitu luas daun dan berat kering
tanaman.
Pendekatan yang paling umum yaitu
analisis pertumbuhan yang meliputi pengukuran yang dilakukan pada interval 1 –
2 minggu terhadap sejumlah tanamn yang
relative banyak. Pendekatan kedua meliputi pengukuran pada interval yang lebih
sering (2 – 3 hari), pada jumlah tanaman yang lebbih sedikit. Kedua pendekatan
ini memberikan nilai rata – rata dari perubahan kuantitaif yang yang terjadi
selama interval waktu tertentu. Pendekatan kedua yang menggunakan hasil panen
yang lebih sering, telah disarankan sebagai pemanfaatan bahan dan waktu yang
lebih baik.
Pengamatan berat kering tanman
dapat dilakukan untuk semua organ tanaman yang diperoleh dengan mengoven
pada suhu 65 – 80o C selama 48 jam. Luas sederhana yaitu dengan
metode penimbangan atau dengan persamaan regresi. Analisis pertumbuhan untuk
tajuk tanaman budidaya yang paling berarti ialah penimbunan berat kering
persatuan waktu atau laju pertumbuhan tanaman budidaya Crop Growth Rate (CGR)
diukur dengan memanen contoh tanaman budidaya pada interval tertentu yang
pendek dan menghitung penambahan berat kering dari sampel yang satu ke sampel
berikutnya. CGR ini biasanya dinyatakan dalam satuan g.m-2 (luas
tanah) hari-1.Idealnya semua jaringan hidup pada tanamn budidaya
yang tumbuh dalam daerah yang dijadikan sampel harus diukur tetapi kesulitan
mengambil sampel akar menyebabkan akar itu tidak dimasukkan dalam perhitungan.
CGR suatu spesies erat hubungannya dengan penyerapan radiasi matahari.
Kerapatan
tanaman dan hasil panen
Ada interaksi antara kerapatan dan
hasil panen yang terjadi apabila kerapatan tanaman budidaya ditingkatkan.
Interaksi ini tergantung pada hasil panen. Hasil panen merupakan produk
pertumbuhan dalam fase reproduktif atau produk pertumbuhan dalam fase
vegetatif. Apabila hasil berupa biji maka terdapat kerapatan tanaman optimum
sebab diatas kerapatannya hasil asimilasi yang tersedia dibagikan lebih banyak
ke pertumbuhan vegetatif atau lebih banyak untuk melakukan respirasi dari pada
untuk pertumbuhan biji. Apabila hasil panen merupakan produk pertumbuhan
vegetatif respon hasil terhadap peningkatan kerapatan tanamna akan membentuk
asimtot.
Laju pertumbuhan relatif = Relative Growth Rate (RGR)
Harvest index = HI = index panenan
=
We
= Berat kering ekonomis,
W
= berat kering biologis
BAB IV PELAKSANAAN
Praktikum Fisiologi Tanaman
dilakukan di Kebun Praktek UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
a.
Alat dan bahan
Bahan : benih
palawija (kedelai)
Alat :
cangkul, catok, penggaris, timbangan, gunting tanaman, oven.
b.
Cara kerja
1.
Mengolah tanah dengan kedalaman 20 – 30 cm, lalu mebuat
bedengan ukuran 2 x 3 m, menaburkan pupuk N, P, K secara merata sesuai dosis
rekomendasi.
2.
Menanam benih tiap lobang 3 biji dengan jarak tanaman 75 x
25 cm setelah satu minggu memelihara 1 bibit yang sehat, 100 x 40 cm per lubang
satu biji.
3.
Apabila ada bibit yang tidak tumbuh maka kita melakukan
penyulaman. Pemeliharaan meliputi pengairan yang dilakukan menurut
kebutuhan tanaman dan mencabut gulma jika ada.
§ Mengamati dan mengambil data
dilakukan pada saat tanaman 15, 20, dan 30 hari
§ Parameter yang diamati meliputi :
menimbang berat segar maupun berat kering tanaman
§ Menghitung CGR dan Harvest index
atau indeks panen
BAB V HASIL DAN ANALISIS HASIL
Data
Pengamatan jarak tanam 25 cm x 25 cm
Pengamatan
hari ke
|
Berat
segar tanaman
|
Berat
kering tanaman
|
15
|
13,4
gram
|
5,2
gram
|
22
|
31,5
gram
|
6,4
gram
|
30
|
45,6 gram
|
8,6
gram
|
Tabel 2 :
Pengamatan hari ke- (HST )
|
Tanaman sampel
|
|
Parameter yang diamati pada jarak
tanam 25 cm X 25 cm
|
||||
Tinggi tanaman
( cm )
|
Berat segar tanaman + buah
(gram)
|
Berat segar tanaman ( gram )
|
Berat segar polong
( gram )
|
Berat kering tanaman + buah
( gram)
|
Berat kering buah
( gram)
|
||
60
|
Tanaman 1
|
65,2
|
60,8
|
45,1
|
15,7
|
42,8
|
0,8
|
60
|
Tanaman 2
|
59,6
|
78,7
|
47,1
|
31,6
|
46,9
|
0,9
|
1.
CGR 1 =
g/cm/minggu
w2 = berat kering tanaman hari ke-22
w1 = berat kering tanaman hari ke-15
t2 = pengamatan hari ke-22
t1 = pengamatan hari ke-15
CGR 1 =
gram/cm/minggu
=
= 0,1gram/cm/minggu
2. CGR 2 =
g/cm/minggu
w2 = berat kering tanaman hari ke-30
w1 = berat kering tanaman hari ke-22
t2 = pengamatan hari ke-30
t1 = pengamatan hari ke-22
CGR 2 =
= 0,2 gram/cm/minggu
1.
Indeks panen 1 =
We = berat segar ekonomis tanaman sampel A
W = berat segar keseluruhan/brangkasan tanaman
sampel A
Indeks panen 1 =
= 0,26
2.
Indeks panen 2 =
We = berat segar ekonomis tanaman sampel B
W = berat segar keseluruhan/brangkasan tanaman
sampel B
Indeks panen 2 =
= 0,40
Rata-rata Indeks Panen =
=
= 0,33
Data
Pengamatan Perlakuan pada jarak tanam 20 x 20 cm
Tabel
1
Pengamatan
hari ke- (HST)
|
Parameter yang diamati
|
|||
Berat
pola daun (A)
|
Berat Pola kertas (B)
|
Berat
segar tanaman (gr)
|
Berat
kering tanaman (gr)
|
|
15
|
2,16
|
0,84
|
10,4
|
5,4
|
22
|
5,1
|
0,84
|
30,6
|
6,27
|
30
|
8,61
|
0,84
|
43,97
|
7,3
|
Tabel
2
Pengamatan
hari ke- (HST)
|
Sample tanaman
|
Parameter yang diamati
|
||||
Tinggi
tanaman (cm)
|
Berat
tanaman
+
Buah (gr)
|
Berat tanaman (gr)
|
||||
segar
|
kering
|
segar
|
kering
|
|||
60
|
I
|
64,3
|
94,7
|
43,7
|
68,6
|
12,7
|
60
|
II
|
58
|
90,1
|
42,6
|
43,9
|
10,8
|
DATA
PRAKTIKUM PADA JARAK TANAM 20 CM X 20 CM
PENGAMATAN
I DENGAN PENGAMATAN II (15 HST DENGAN 22 HST)
CGR
(1) =
=
=
= 0,13
g/cm2/minggu
PENGAMATAN
II DENGAN PENGAMATAN III (22 HST DENGAN 30 HST)
CGR
(2) =
=
=
= 0,13
g/cm2/minggu
PENGAMATAN
I DENGAN PENGAMATAN II (15 HST DENGAN 22 HST)
HI
(1) =
=
=
= 0,3
PENGAMATAN
II DENGAN PENGAMATAN III (22 HST DENGAN 30 HST)
HI
(2) =
=
=
= 0,3
Rata-rata Indeks Panen =
=
= 0,3
BAB VI PEMBAHASAN
Pada pratikum kali ini bertujuan untuk mengetahui laju
pertumbuhan tanaman dan menghitung hasil panen atau harvest index. Pratikum
kali ini juga dilakukan dengan jarak tanam yang berbeda yaitu salah satunya
adalah jarak tanam 20 x20 cm dan 25 x 25 cm dan akan dibandingkan nilai CGR dan
HI nya.
Pada pratikum kali ini untuk menghitung nilai CGR
dibutuhkan data seperti, berat kering dan berat basah tanaman pada setiap hari
pengamatan yang dilakukan. Untuk menghitung HI dibutuhkan nilai atau data berat
ekonomis tanaman setiap sampel dan berat keseluruhan tanaman setiap sampel
Pada pengamatan yang dilakukan untuk jarak tanam 20 x
20 cm dan 25 x 25 cm diperoleh data yang dibutuhkan untuk menghitung nilai CGR
dan HI, yaitu sebagai berikut :
Pada jarak tanam 20 x 20 cm diperoleh nilai CGR 1 = 0,13 gram/cm/minggu sedangkan
untuk jarak tanam 25 x 25 cm memiliki nilai CGR 1 sebesar 0,1 g/cm2/minggu.
Setelah itu dilakukan perhitungan untuk nilai CGR 2, jarak tanam 20 x 20 cm
memperoleh nilai CGR 2 sebesar 0,13 gram/cm/minggu, sedangkan untuk jarak tanam 25 x
25 cm memiliki nilai CGR 2 sebesar 0,2 g/cm2/minggu. Setelah
dilakukan perbandingan laju pertumbuhan tanaman pada jarak tanam 20 x 20 cm
ternyata lebih kecil dibanding dengan jarak tanam 25 x 25 cm.
Dari kesekian data yang saya
dapatkan membuktikan bahwa semakin jauh jarak tanam maka laju pertumbuhan
relatif (CGR) semakin besar. Ini membuktikan bahwa jika jarak jauh maka
proses fotosintesis semakin berjalan secara optimum sehingga laju pertumbuhan
tanaman semakin meningkat. Karena distribusi cahaya yang lebih merata antar
daun mengurangi kejadian saling menaungi antar daun sehingga masing-masing daun
dapat bekerja sebagaimana mestinya.
Pada
percobaan praktikum yaing telah di lakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
·
Dari hasil pengamatan yang saya lakukan menyimpilkan
bahwa jumlah CGR paling banyak pada
jarak tanam 25 x 25 yaitu 0,2 cm/gram/minggu dan indeks panennya rata-rata juga
terdapat pada jarak tanam yang 25 x 25 cm yaitu 0,40
·
Pada percobaan yang telah dilakukan, nilai laju
pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh jarak tanam serta berat kering dan basah
taman.
·
Nilai Harvet Index dipengaruhi oleh berat
ekonomis tanaman, semakin berat berat ekonomis tanam, semakin besar pula nilai
Havest Index tanaman tersebut.
Darmawan, J &
Baharsjah, J 2008, Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman, SITC,Jakarta 85 hal.
Fisher. P. R.
1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik Penerjemah Tohavi, Soedharoju. Gadjah
mada Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 874 p
Gardner, Flankin
P. Fisiologi Tanaman Budidaya Penerjemah. Herawati Susilo & Subiyanto.
Universitas Indonesia. Jakarta 428 hal
Novizan. 2003.
Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustakan. Jakarta. 113 hal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar