Minggu, 25 Desember 2016

Mengukur Pertumbuhan Relatif Tanaman dan Harvest Index atau Hasil Panen



BAB I PENDAHULUAN


Mengukur Pertumbuhan Relatif Tanaman dan Harvest Index atau Hasil Panen
LatarBelakang
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya jumlah protoplasma sel pada suatu organisme, biasanya disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta jumlah sel yang bersifat tidak kembali pada keadaan semula (Oman Karmn). Tumbuhan merupakan organisme yang sangat dekat dengan kehidupan manusia. Tumbuhanpun memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Tumbuhan menyediakan berbagai jenis makanan, menyediakan oksigen yang sangat kita butuhkan, dan juga membuat bumi tampak begitu indah dan sejuk. Seperti layaknya makhluk hidu plainnya, tumbuhan juga mengalami proses pertumbuhan untuk menjadi besar sampai akhirnya mati. Tumbuhan yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan diawali dari pertemuan dua sel kelamin. Setelah zigot terbentuk, maka sel mengalami tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya:
              * Pembelahan sel
              * Diferensiasi sel
              * Organogenesis sel
              * Morfogenesis sel
Laju pertumbuhan tanaman merupakan selisih inlond berat kering kedua dibagi inlond berat kering kepertama perselisih waktu selama yang digunakan.Pada praktikum yang saya lakukan ini akan membahas dan menghitung laju pertumbuhan tanaman pada jagung dan harvest index(HI) atau index panen. Hal-hal yang berkaitan yaitu seperti menimbang berat segar  berat basah, tinggi jagung,berat kering ekonomis,berat kering biologis pada umur 20,40 dan 60 hari.

 

 

BAB II TUJUAN

              1.         Untuk mengetahui laju pertumbuhan tanaman
              2.         Untuk menghitung indeks panen( harvest index )

BAB III DASAR TEORI


              Secara umum pertumbuhan meliputi pertabahan jumlah (pembelahan sel) pertambahan ukuran ( pembentangan sel) dan deferensiasi, tetapi bagi peminat agronomi pertumbuhan dapat berarti berat kering.
              Seorang peneliti tidak hanya berkepentingan dengan hasil akhir saja juga berkepentingan dengan proses yang terjadi sebelumnya, karena proses ini mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentukan hasil akhir yang berupa hasil ekonomis. Suatu pendekatan untuk dapat menganalisis faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman sebagai suatu contoh penimbunan hasil fotosintesis dalam analisis pertumbuhan tanaman. Konsep dasr dan implikasi fotosintesis dalam analisis sederhana pertumbuhan relative sederhana dan hanya dua pengukuran yang dilakukan pada interval yang sering diperlukan untuk analisis pertumbuhan yaitu luas daun dan berat kering tanaman.
              Pendekatan yang paling umum yaitu analisis pertumbuhan yang meliputi pengukuran yang dilakukan pada interval 1 – 2  minggu terhadap sejumlah tanamn yang relative banyak. Pendekatan kedua meliputi pengukuran pada interval yang lebih sering (2 – 3 hari), pada jumlah tanaman yang lebbih sedikit. Kedua pendekatan ini memberikan nilai rata – rata dari perubahan kuantitaif yang yang terjadi selama interval waktu tertentu. Pendekatan kedua yang menggunakan hasil panen yang lebih sering, telah disarankan sebagai pemanfaatan bahan dan waktu yang lebih baik.
              Pengamatan berat kering tanman dapat dilakukan untuk semua organ tanaman yang diperoleh dengan mengoven pada suhu 65 – 80o C selama 48 jam. Luas sederhana yaitu dengan metode penimbangan atau dengan persamaan regresi. Analisis pertumbuhan untuk tajuk tanaman budidaya yang paling berarti ialah penimbunan berat kering persatuan waktu atau laju pertumbuhan tanaman budidaya Crop Growth Rate (CGR) diukur dengan memanen contoh tanaman budidaya pada interval tertentu yang pendek dan menghitung penambahan berat kering dari sampel yang satu ke sampel berikutnya. CGR ini biasanya dinyatakan dalam satuan g.m-2 (luas tanah) hari-1.Idealnya semua jaringan hidup pada tanamn budidaya yang tumbuh dalam daerah yang dijadikan sampel harus diukur tetapi kesulitan mengambil sampel akar menyebabkan akar itu tidak dimasukkan dalam perhitungan. CGR suatu spesies erat hubungannya dengan penyerapan radiasi matahari.


  Kerapatan tanaman dan hasil panen
              Ada interaksi antara kerapatan dan hasil panen yang terjadi apabila kerapatan tanaman budidaya ditingkatkan. Interaksi ini tergantung pada hasil panen. Hasil panen merupakan produk pertumbuhan dalam fase reproduktif atau produk pertumbuhan dalam fase vegetatif. Apabila hasil berupa biji maka terdapat kerapatan tanaman optimum sebab diatas kerapatannya hasil asimilasi yang tersedia dibagikan lebih banyak ke pertumbuhan vegetatif atau lebih banyak untuk melakukan respirasi dari pada untuk pertumbuhan biji. Apabila hasil panen merupakan produk pertumbuhan vegetatif respon hasil terhadap peningkatan kerapatan tanamna akan membentuk asimtot.
Laju pertumbuhan relatif = Relative Growth Rate (RGR)
Harvest index = HI = index panenan =
We = Berat kering ekonomis,
W = berat kering biologis

 

BAB IV PELAKSANAAN


  Praktikum Fisiologi Tanaman dilakukan di Kebun Praktek UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA 
a.       Alat dan bahan
Bahan        : benih palawija (kedelai)
Alat           : cangkul, catok, penggaris, timbangan, gunting tanaman, oven.
b.      Cara kerja
1.      Mengolah tanah dengan kedalaman 20 – 30 cm, lalu mebuat bedengan ukuran 2 x 3 m, menaburkan pupuk N, P, K secara merata sesuai dosis rekomendasi.
2.      Menanam benih tiap lobang 3 biji dengan jarak tanaman 75 x 25 cm setelah satu minggu memelihara 1 bibit yang sehat, 100 x 40 cm per lubang satu biji.
3.      Apabila ada bibit yang tidak tumbuh maka kita melakukan penyulaman. Pemeliharaan meliputi pengairan yang dilakukan menurut kebutuhan tanaman dan mencabut gulma jika ada.
§  Mengamati dan mengambil data dilakukan pada saat tanaman 15, 20, dan 30 hari
§  Parameter yang diamati meliputi : menimbang berat segar maupun berat kering tanaman
§  Menghitung CGR dan Harvest index atau indeks panen


BAB V HASIL DAN ANALISIS HASIL


Data Pengamatan jarak tanam 25 cm x 25 cm
Pengamatan hari ke
Berat segar tanaman
Berat kering tanaman
15
13,4 gram
5,2 gram
22
31,5 gram
6,4 gram
30
45,6  gram
8,6 gram

       Tabel 2 :
Pengamatan hari ke- (HST )
Tanaman sampel

        Parameter yang diamati pada jarak tanam 25 cm X 25 cm
Tinggi tanaman
 ( cm )
Berat segar tanaman + buah
(gram)
Berat segar tanaman ( gram )
Berat segar polong
 ( gram )
Berat kering tanaman + buah
 ( gram)
Berat kering buah
 ( gram)
60
Tanaman 1
65,2
60,8
45,1
15,7
42,8
0,8
60
Tanaman 2
59,6
78,7
47,1
31,6
46,9
0,9
     

1.      CGR 1 =  g/cm/minggu
w2 = berat kering tanaman hari ke-22
w1 = berat kering tanaman hari ke-15
t2 = pengamatan hari ke-22
t1 = pengamatan hari ke-15
CGR 1 =  gram/cm/minggu
            =
                        = 0,1gram/cm/minggu
2.      CGR 2 =  g/cm/minggu
w2 = berat kering tanaman hari ke-30
w1 = berat kering tanaman hari ke-22
t2 = pengamatan hari ke-30
t1 = pengamatan hari ke-22
CGR 2 =   = 0,2 gram/cm/minggu
1.      Indeks panen 1 =
We = berat segar ekonomis tanaman sampel A
W = berat segar keseluruhan/brangkasan tanaman sampel A
Indeks panen 1 =  = 0,26
2.      Indeks panen 2 =
We = berat segar ekonomis tanaman sampel B
W = berat segar keseluruhan/brangkasan tanaman sampel B
Indeks panen 2 =  = 0,40
Rata-rata Indeks Panen =  =  = 0,33



Data Pengamatan Perlakuan pada jarak tanam 20 x 20 cm
Tabel 1
Pengamatan hari ke- (HST)
Parameter  yang diamati
Berat pola daun (A)
Berat  Pola kertas (B)
Berat segar tanaman (gr)
Berat kering tanaman (gr)
15
2,16
0,84
10,4
5,4
22
5,1
0,84
30,6
6,27
30
8,61
0,84
43,97
7,3

Tabel 2
Pengamatan hari ke- (HST)
Sample tanaman

Parameter  yang diamati
Tinggi tanaman (cm)
Berat tanaman
+ Buah (gr)
Berat  tanaman (gr)
segar
kering
segar
kering
60
I
64,3
94,7
43,7
68,6
12,7
60
II
58
90,1
42,6
43,9
10,8
DATA PRAKTIKUM PADA JARAK TANAM 20 CM X 20 CM
PENGAMATAN I DENGAN PENGAMATAN II (15 HST DENGAN 22 HST)
CGR (1)          =
                                =
                                =
                                = 0,13 g/cm2/minggu

PENGAMATAN II DENGAN PENGAMATAN III (22 HST DENGAN 30 HST)
CGR (2)          =
                                =
                                =
                                = 0,13 g/cm2/minggu
PENGAMATAN I DENGAN PENGAMATAN II (15 HST DENGAN 22 HST)
HI (1)              =
                                =
                                =
                                = 0,3

PENGAMATAN II DENGAN PENGAMATAN III (22 HST DENGAN 30 HST)
HI (2)              =
                                =
                                =
                                = 0,3
Rata-rata Indeks Panen =  =  = 0,3

 

 

 

BAB VI PEMBAHASAN


Pada pratikum kali ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan tanaman dan menghitung hasil panen atau harvest index. Pratikum kali ini juga dilakukan dengan jarak tanam yang berbeda yaitu salah satunya adalah jarak tanam 20 x20 cm dan 25 x 25 cm dan akan dibandingkan nilai CGR dan HI nya.
Pada pratikum kali ini untuk menghitung nilai CGR dibutuhkan data seperti, berat kering dan berat basah tanaman pada setiap hari pengamatan yang dilakukan. Untuk menghitung HI dibutuhkan nilai atau data berat ekonomis tanaman setiap sampel dan berat keseluruhan tanaman setiap sampel
Pada pengamatan yang dilakukan untuk jarak tanam 20 x 20 cm dan 25 x 25 cm diperoleh data yang dibutuhkan untuk menghitung nilai CGR dan HI, yaitu sebagai berikut :
Pada jarak tanam 20 x 20 cm diperoleh nilai CGR 1 = 0,13 gram/cm/minggu sedangkan untuk jarak tanam 25 x 25 cm memiliki nilai CGR 1 sebesar 0,1 g/cm2/minggu. Setelah itu dilakukan perhitungan untuk nilai CGR 2, jarak tanam 20 x 20 cm memperoleh nilai CGR 2 sebesar 0,13 gram/cm/minggu, sedangkan untuk jarak tanam 25 x 25 cm memiliki nilai CGR 2 sebesar 0,2 g/cm2/minggu. Setelah dilakukan perbandingan laju pertumbuhan tanaman pada jarak tanam 20 x 20 cm ternyata lebih kecil dibanding dengan jarak tanam 25 x 25 cm.
Dari kesekian data yang saya dapatkan membuktikan bahwa semakin jauh jarak tanam maka laju pertumbuhan relatif (CGR) semakin besar. Ini membuktikan bahwa jika jarak jauh maka proses fotosintesis semakin berjalan secara optimum sehingga laju pertumbuhan tanaman semakin meningkat. Karena distribusi cahaya yang lebih merata antar daun mengurangi kejadian saling menaungi antar daun sehingga masing-masing daun dapat bekerja sebagaimana mestinya.

BAB VIII KESIMPULAN
Pada percobaan praktikum yaing telah di lakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
·                  Dari hasil pengamatan yang saya lakukan menyimpilkan bahwa jumlah CGR paling banyak  pada jarak tanam  25 x 25  yaitu 0,2 cm/gram/minggu dan indeks panennya rata-rata juga terdapat pada jarak tanam yang  25 x 25 cm yaitu  0,40
·                  Pada percobaan yang telah dilakukan, nilai laju pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh jarak tanam serta berat kering dan basah taman.
·                  Nilai Harvet Index dipengaruhi oleh berat ekonomis tanaman, semakin berat berat ekonomis tanam, semakin besar pula nilai Havest Index tanaman tersebut.


Darmawan, J & Baharsjah, J 2008, Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman, SITC,Jakarta 85 hal.
Fisher. P. R. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik Penerjemah Tohavi, Soedharoju. Gadjah mada Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 874 p
Gardner, Flankin P. Fisiologi Tanaman Budidaya Penerjemah. Herawati Susilo & Subiyanto. Universitas Indonesia. Jakarta 428 hal
Novizan. 2003. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustakan. Jakarta. 113 hal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar