Minggu, 25 Desember 2016

MENENTUKAN LAJU ASIMILASI BERSIH TANAMAN



BAB. I PENDAHULUAN


MENENTUKAN LAJU ASIMILASI BERSIH TANAMAN

Analisis pertumbuhan tanaman merupakan suatu cara untuk mengikuti dinamika fotosintesis yang diukur dengan luas daun dan produksi bahan kering. Kuantitas lain dalam analisis diperoleh melalui perhitungan.  Akumulasi bahan kering mencerminkan kemampuan tanaman dalam mengikat energi dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis, serta interaksinya dengan faktor-faktor lingkungan. Distribusi akumulasi bahan kering pada bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun dan bagian generatif, dapat mencerminkan produktivitas tanaman. Salah satu manfaat menggunakan analisis pertumbuhan tanaman adalah mengetahui pengaruh perlakuan dan faktor-faktor dalam budidaya tanaman terhadap kualitas pertumbuhan dan hasil tanaman. Kuantitas analisis pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari bobot dan luas daun tanaman yaitu Laju Pertumbuhan Relatif (Relative Growth Ratio), Nisbah Luas Daun (Leaf Area Ratio), Luas Daun Khas (Spesific Leaf Area), Bobot Daun Khas (Spesific Leaf Weight), Indeks Luas Daun (Leaf Area Index), Laju Asimilasi Bersih (Net Assimilation Rate), Laju Pertumbuhan Tanaman (Crop Growth Rate), Laju Pertumbuhan Relatif (Relatif Growth Rate), Lamanya Luas Daun (Leaf Area Duration), dan Lamanya Biomassa (Biomass Duration).

BAB II

TUJUAN PRAKTIKUM


·         Untuk Mengetahui Laju Asimilasi Bersih Tanaman

BAB. III DASAR TEORI


              Hasil berat kering total merupakan akiabat effisinsi penyerapan dan pemanfaatan radiasi matahari yang tersedia sepanjang musim pertumbuhan oleh tajuk tanaman budidaya. Organ tanaman yang utama dan yang menyerap radiasi matahari adalah daun. Untuk memperoleh laju pertumbuhan tanaman budidaya yang menyerap radiasi matahari adalah daun. Untuk memperoleh laju pertumbuhan tanaman budidaya yang maksimum, harus terdapat cukup banyak daun dalam tajuk untuk menyerap sebagian besar radiasi matahari yang jatuh ke atas tajuk tanaman. Efisiensisinya NAR dapat dipengaruhi oleh jumlah radiasi matahari, kemampuan daun untuk berfotosintesis, leaf area (LAI), bagaimana meratanya tingkat radiasi matahari itu dibagikan diantara permukaan daun, dan jumlah respirasi pada tanaman.Hubungan antara luas daun dengan laju fotosintesis digambarkan oleh Ohno(1976) dalam persamaan regresi sebagai berikut :

  Y=-302+4,36 X1 + 3,58 X2
  Dimana :          Y  = Total Produksi Bahan Kering(Mg/Tanaman)
                          X1  = Luas Daun(cm2/tanaman)
                          X2    = NAR (Net asimilasi rate) atau asimilasi netto (mg/dm2/hari)

              Apabila hal ini terjadi tingkat effisiensi fotosintesis tanaman budidaya atau Crop Growth Rate (CGR) ditentukan oleh harga efisiensi fotosintesis daun-daunannya atau Net Asimilation Rate (NAR) atau laju asimilasi bersihnya (LAB). Laju asimilasi bersih biasanya dinyatakan dalam g.m -2 (Luas daun) hari-1, NAR merupakan ukuran rata-rata efesiensi fotosintesis daun dalam suatu komunitas tanaman budidaya. NAR ini nilainya paling tinggi pada saat tumbuhan masih kecil dan sebagian besar daunnya terkena sinar matahari langsung. Dengan bertumbuhnya tanaman budidaya dan dengan meningkatnya LAI, makin banyak daun yang terlindungi,menyebabkan penurunan NAR sepanjang musim pertumbuhan. Dalam tajuk yang LAInya tinggi,daun yang muda pada puncak pohon menyerap radiasi paling banyak,memiliki laju asimilasi CO2 yang tinggi, dan menstranslokasikan sejumlah besar hasil asimilasi ke bagian tumbuhan yang lain. Sebaliknya daun-daun yang lebih tua pada dasar tajuk yang terlindung mempunyai laju asimilasi CO2 yang rendahdan memberikan lebih sedikit hasil asimilasi kepada bagian tumbuhan yang lain. LAB tidak memperhitungkan fotosintesis oleh bagian -2 tanaman selain daun yang dapat memberi sumbangan penting dalam hasil panen tanaman budidaya.
              NAR atau LAB merupakan suatu ukuran rata-rata laju pertukaran CO2 bersih persatuan luas daundalam tajuk tanaman.
 
Laju asimilasi bersih (LAB) = Net Asimilation Rate (NAR)
=   X  g/cm/minggu


BAB IV

PELAKSANAAN


a.       Praktikum dilaksanakan di kebun praktek Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Alat dan bahan
            Alat     :                                   Bahan  :
ü  Cangkul                             - benih Kacang hijau
ü  Cetok                                - Pupuk kandang
ü  Timbangan                        - Pupuk kimia ( N,P,K )
ü  Penggaris                           - Air
ü  Gunting tanaman
b.      Cara kerja
1.      Mengolah  tanah dengan kedalaman 20-30 cm,lalu buat        bedengan ukuran 2 x 3 m, menaburkan pupuk N,P,K secara    merata sesuai rekomendasi.
2.      Menanam benih kacang hijau tiap lubang 2 biji dengan jarak tanam 25 x25cm
3.      Apabila ada bibit yang tidak tumbuh melakukan penyulaman, Pemeliharaan meliputi pengairan yang dilakukan menurut kebutuhan tanaman dan mencabut gulma jika ada.
4.      Mengamati dan mengambil data dilakuakan pada saat tanaman umur 15,22,dan 30 hari
5.      Mengamati parameter yang meliputi :mengukur luas daun,menimbang berat segar maupun berat kering tanaman.
6.      Menghitung Luas daun dan NAR. Membahas bagaimana NAR pada umur 15, 22 dan 30 hari .Membedakan umur NAR tertinggi.

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS HASIL


Data pengamatan jarak tanam 25 cm x 25 cm
Pengamatan hari ke
Berat segar tanaman
Berat kering tanaman
15
13,4 gram
5,2 gram
22
31,5 gram
6,4 gram
30
45,6  gram
8,6 gram

1.      NAR 1 =  x  g/cm2/minggu
w2 = berat kering pengamatan hari ke-22
w1 = berat kering pengamatan hari ke-15
t2 = pengamatan hari ke-22
t1 = pengamatan hari ke-15
La2 = luas daun pada pengamatan hari ke-22
La1 = luas daun pada pengamatan hari ke-15
NAR 1 =  x  g/cm2/minggu
        = 0,171 x  g/cm2/minggu
        = 0,00038 g/cm2/minggu
2.      NAR 2 =  x  g/cm2/minggu
w2 = Berat kering pengamatan hari ke-30
w1 = Berat kering pengamatan hari ke-22
t2 = pengamatan hari ke-30
t1 = pengamatan hari ke-22
La2 = luas daun pengamatan hari ke-30
La1 = luas daun pengamatan hari ke-22
NAR 2 =  x  g/cm2/minggu
        = 0,27 x  g/cm2/minggu
        = 0,00031 g/cm2/minggu

Data Pengamatan Perlakuan pada jarak tanam 20 x 20 cm
Pengamatan hari ke- (HST)
Parameter  yang diamati
Berat pola daun (A)
Berat  Pola kertas (B)
Berat segar tanaman (gr)
Berat kering tanaman (gr)
15
2,16
0,84
10,4
5,4
22
5,1
0,84
30,6
6,27
30
8,61
0,84
43,97
7,3

DATA PRAKTIKUM PADA JARAK TANAM 20 CM X 20 CM
PENGAMATAN I DENGAN PENGAMATAN II (15 HST DENGAN 22 HST)
NAR (1)                      =
                                =
                                =
                                = 0,1 X
                                = 0,1 X 2,3 X 10 -3
                        = 0,23 X 10 -3  g/cm/minggu
                        = 0,00022 g/cm/minggu
PENGAMATAN II DENGAN PENGAMATAN III (22 HST DENGAN 30 HST)
NAR (2)                      =
                                =
                                =
                                = 0,1 X
                                = 0,1 X 1,2 X 10 -3
= 0,12 X 10 -3 g/cm/minggu
= 0,00011 g/cm/minggu

BAB VI PEMBAHASAN


              Intensitas cahaya matahari sangat mempengaruhi pertumbuhan optimum tanaman dengan indeks luas daun yang berbeda-beda tergantung dengan tinggi tanaman dan banyaknya sinar yang diterima oleh tanaman tersebut. NAR paling tinggi nilainya pada saat tumbuhan masih kecil dan sebagian besar daunnya terkena cahaya matahari langsung. NAR kemungkinan akan menurun pada saat pertambahan luas daun, sehingga tidak mampu melakukan fotosintesis secara optimal. Selain itu ketersediaan air ikut mempengaruhi pertumbuhan tanaman semakin optimum ketersediaan air maka semaksimal pertumbuhan tanaman.
              Berikut hasil dari perhitungan yang saya lakukan dari data tersebut. Pada hasil praktikum dari data jarak tanam 25 x 25 didapatkan Net Asimilation Rate 1 (NAR) 0,00038 g/cm/minggu dan Net Asimilation Rate 2 (NAR)  0,00031g/cm/minggu, sedangkan pada jarak tanam 20 x 20 Net Asimilation Rate 1 (NAR)  0,00022 g/cm/minggu dan Net Asimilation Rate 2 (NAR)   0,00011 g/cm/minggu. Jadi jarak tanam berpengaruh terhadap laju dan efesiensi fotosintesis daun dalam suatu komoditas tanaman , pada jarak yang renggang efesiensi rata – rata fotosintesis daun (NARnya) lebih tinggi dibandingkan efesiensi rata – rata fotosintesis (NARnya)  pada tanaman yang lebih rapat. Walaupun pada jarak 20 x 20 memiliki indeks luas daun paling besar, namun setiap peningkatan indeks luas daun tanaman pada jarak tanam ini diikuti dengan penurunan sedikit nilai laju asimilasi bersih. Indeks luas daun yang melampaui batas kritis mengindikasikan bahwa tanaman telah menerima lebih dari 95% cahaya matahari yang sampai, sehingga pengaungan antar daun tidak mungkin lagi dihindari. Penaungan atau mutual shading inilah yang menyebabkan penurunan laju asimilasi bersih, ada sebagian daun yang tidak dapat melakukan fungsinya yaitu melakukan fotosintesis.

BAB VII KESIMPULAN


  Dari data yang saya amati maka saya menyimpulkan bahwa jarak tanam berbanding terbalik dengan jumlah NAR yaitu semakin rapat jarak tanam maka jumlah NAR semakin kecil dan jika jarak tanam makin panjang atau renggang maka jumlah NAR akan semakin banyak .

1 komentar: