BAB. I PENDAHULUAN
MENENTUKAN
LAJU ASIMILASI BERSIH TANAMAN
Analisis pertumbuhan tanaman merupakan suatu cara
untuk mengikuti dinamika fotosintesis yang diukur dengan luas daun dan produksi
bahan kering. Kuantitas lain dalam analisis diperoleh melalui perhitungan.
Akumulasi bahan kering mencerminkan kemampuan tanaman dalam mengikat
energi dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis, serta interaksinya
dengan faktor-faktor lingkungan. Distribusi akumulasi bahan kering pada
bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun dan bagian generatif, dapat
mencerminkan produktivitas tanaman. Salah satu manfaat menggunakan analisis
pertumbuhan tanaman adalah mengetahui pengaruh perlakuan dan faktor-faktor
dalam budidaya tanaman terhadap kualitas pertumbuhan dan hasil tanaman.
Kuantitas analisis pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari bobot dan luas daun
tanaman yaitu Laju Pertumbuhan Relatif (Relative Growth Ratio), Nisbah Luas
Daun (Leaf Area Ratio), Luas Daun Khas (Spesific Leaf Area), Bobot Daun Khas
(Spesific Leaf Weight), Indeks Luas Daun (Leaf Area Index), Laju Asimilasi
Bersih (Net Assimilation Rate), Laju Pertumbuhan Tanaman (Crop Growth Rate),
Laju Pertumbuhan Relatif (Relatif Growth Rate), Lamanya Luas Daun (Leaf Area
Duration), dan Lamanya Biomassa (Biomass Duration).
BAB II
TUJUAN PRAKTIKUM
BAB. III DASAR TEORI
Hasil berat kering total merupakan
akiabat effisinsi penyerapan dan pemanfaatan radiasi matahari yang tersedia sepanjang musim pertumbuhan oleh
tajuk tanaman budidaya. Organ tanaman yang utama dan yang menyerap radiasi
matahari adalah daun. Untuk memperoleh laju pertumbuhan tanaman budidaya
yang menyerap radiasi matahari adalah daun. Untuk memperoleh laju pertumbuhan
tanaman budidaya yang maksimum, harus terdapat cukup banyak daun
dalam tajuk untuk menyerap sebagian besar radiasi matahari yang jatuh ke atas
tajuk tanaman. Efisiensisinya NAR dapat dipengaruhi oleh jumlah radiasi
matahari, kemampuan daun untuk berfotosintesis, leaf area (LAI), bagaimana meratanya tingkat
radiasi matahari itu dibagikan diantara permukaan daun, dan jumlah respirasi pada tanaman.Hubungan antara luas daun
dengan laju fotosintesis digambarkan oleh Ohno(1976) dalam
persamaan regresi sebagai berikut :
Y=-302+4,36 X1 + 3,58 X2
Dimana : Y
= Total Produksi Bahan Kering(Mg/Tanaman)
X1 = Luas Daun(cm2/tanaman)
X2 = NAR (Net asimilasi rate) atau
asimilasi netto (mg/dm2/hari)
Apabila hal ini terjadi tingkat
effisiensi fotosintesis tanaman budidaya atau Crop Growth Rate (CGR) ditentukan
oleh harga efisiensi fotosintesis daun-daunannya atau Net Asimilation Rate
(NAR) atau laju asimilasi bersihnya (LAB). Laju asimilasi bersih biasanya
dinyatakan dalam g.m -2 (Luas daun) hari-1, NAR merupakan ukuran rata-rata
efesiensi fotosintesis daun dalam suatu komunitas tanaman budidaya. NAR ini
nilainya paling tinggi pada saat tumbuhan masih kecil dan sebagian besar
daunnya terkena sinar matahari langsung. Dengan bertumbuhnya tanaman budidaya
dan dengan meningkatnya LAI, makin banyak daun yang terlindungi,menyebabkan
penurunan NAR sepanjang musim pertumbuhan. Dalam tajuk yang LAInya tinggi,daun
yang muda pada puncak pohon menyerap radiasi paling banyak,memiliki laju
asimilasi CO2 yang tinggi, dan menstranslokasikan sejumlah
besar hasil asimilasi ke bagian tumbuhan yang lain. Sebaliknya daun-daun yang
lebih tua pada dasar tajuk yang terlindung mempunyai laju asimilasi CO2 yang
rendahdan memberikan lebih sedikit hasil asimilasi kepada bagian tumbuhan yang
lain. LAB tidak memperhitungkan fotosintesis oleh bagian -2 tanaman selain daun
yang dapat memberi sumbangan penting dalam hasil panen tanaman budidaya.
NAR atau LAB merupakan suatu
ukuran rata-rata laju pertukaran CO2 bersih persatuan luas daundalam
tajuk tanaman.
Laju asimilasi bersih (LAB) = Net Asimilation Rate (NAR)
=
X
g/cm/minggu
BAB IV
PELAKSANAAN
a.
Praktikum dilaksanakan di kebun praktek
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Alat dan bahan
Alat : Bahan :
ü Cangkul - benih Kacang hijau
ü Cetok - Pupuk kandang
ü Timbangan - Pupuk kimia ( N,P,K )
ü Penggaris - Air
ü Gunting tanaman
b.
Cara kerja
1.
Mengolah tanah
dengan kedalaman 20-30 cm,lalu buat bedengan ukuran 2 x 3 m,
menaburkan pupuk N,P,K secara merata sesuai rekomendasi.
2.
Menanam benih kacang hijau tiap lubang 2 biji dengan jarak
tanam 25 x25cm
3.
Apabila ada bibit yang tidak tumbuh melakukan penyulaman,
Pemeliharaan meliputi pengairan yang dilakukan menurut kebutuhan tanaman dan
mencabut gulma jika ada.
4.
Mengamati dan mengambil data dilakuakan pada saat tanaman
umur 15,22,dan 30 hari
5.
Mengamati parameter yang meliputi :mengukur luas
daun,menimbang berat segar maupun berat kering tanaman.
6.
Menghitung Luas daun dan NAR. Membahas bagaimana NAR pada
umur 15, 22 dan 30 hari .Membedakan umur NAR tertinggi.
BAB V HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS HASIL
Data
pengamatan jarak tanam 25 cm x 25 cm
Pengamatan hari ke
|
Berat segar tanaman
|
Berat kering tanaman
|
15
|
13,4 gram
|
5,2 gram
|
22
|
31,5 gram
|
6,4 gram
|
30
|
45,6 gram
|
8,6 gram
|
1.
NAR 1 =
x
g/cm2/minggu
w2 = berat kering pengamatan hari
ke-22
w1 = berat kering pengamatan hari
ke-15
t2 = pengamatan hari ke-22
t1 = pengamatan hari ke-15
La2 = luas daun pada pengamatan hari ke-22
La1 = luas daun pada pengamatan hari ke-15
NAR 1 =
x
g/cm2/minggu
=
0,171 x
g/cm2/minggu
=
0,00038 g/cm2/minggu
2. NAR
2 =
x
g/cm2/minggu
w2 = Berat kering pengamatan hari
ke-30
w1 = Berat kering pengamatan hari
ke-22
t2 = pengamatan hari ke-30
t1 = pengamatan hari ke-22
La2 = luas daun pengamatan hari
ke-30
La1 = luas daun pengamatan hari
ke-22
NAR 2 =
x
g/cm2/minggu
=
0,27 x
g/cm2/minggu
= 0,00031
g/cm2/minggu
Data
Pengamatan Perlakuan pada jarak tanam 20 x 20 cm
Pengamatan
hari ke- (HST)
|
Parameter yang diamati
|
|||
Berat
pola daun (A)
|
Berat Pola kertas (B)
|
Berat
segar tanaman (gr)
|
Berat
kering tanaman (gr)
|
|
15
|
2,16
|
0,84
|
10,4
|
5,4
|
22
|
5,1
|
0,84
|
30,6
|
6,27
|
30
|
8,61
|
0,84
|
43,97
|
7,3
|
DATA
PRAKTIKUM PADA JARAK TANAM 20 CM X 20 CM
PENGAMATAN
I DENGAN PENGAMATAN II (15 HST DENGAN 22 HST)
NAR
(1) =
=
=
= 0,1
X
= 0,1
X 2,3 X 10 -3
= 0,23 X 10 -3 g/cm/minggu
= 0,00022 g/cm/minggu
PENGAMATAN
II DENGAN PENGAMATAN III (22 HST DENGAN 30 HST)
NAR
(2) =
=
=
= 0,1
X
= 0,1
X 1,2 X 10 -3
= 0,12 X 10 -3 g/cm/minggu
= 0,00011
g/cm/minggu
BAB VI PEMBAHASAN
Intensitas cahaya
matahari sangat mempengaruhi pertumbuhan optimum tanaman dengan indeks luas
daun yang berbeda-beda tergantung dengan tinggi tanaman dan banyaknya sinar yang
diterima oleh tanaman tersebut. NAR paling tinggi
nilainya pada saat tumbuhan masih kecil dan sebagian besar daunnya terkena
cahaya matahari langsung. NAR kemungkinan akan menurun pada saat pertambahan
luas daun, sehingga tidak mampu melakukan fotosintesis secara optimal. Selain itu ketersediaan
air ikut mempengaruhi pertumbuhan tanaman semakin optimum
ketersediaan air maka semaksimal pertumbuhan tanaman.
Berikut hasil dari
perhitungan yang saya lakukan dari data tersebut.
Pada hasil praktikum dari data jarak tanam 25 x 25 didapatkan Net Asimilation Rate 1 (NAR) 0,00038
g/cm/minggu dan Net Asimilation Rate 2 (NAR)
0,00031g/cm/minggu, sedangkan pada jarak tanam
20 x 20 Net Asimilation Rate 1 (NAR) 0,00022 g/cm/minggu dan Net Asimilation Rate
2
(NAR) 0,00011 g/cm/minggu. Jadi jarak tanam
berpengaruh terhadap laju dan efesiensi fotosintesis daun dalam suatu komoditas
tanaman , pada jarak yang renggang efesiensi rata – rata fotosintesis daun
(NARnya) lebih tinggi dibandingkan efesiensi rata – rata fotosintesis
(NARnya) pada tanaman yang lebih rapat. Walaupun pada
jarak 20 x 20 memiliki indeks luas daun paling besar, namun setiap peningkatan
indeks luas daun tanaman pada jarak tanam ini diikuti dengan penurunan sedikit
nilai laju asimilasi bersih. Indeks luas daun yang melampaui batas kritis
mengindikasikan bahwa tanaman telah menerima lebih dari 95% cahaya matahari
yang sampai, sehingga pengaungan antar daun tidak mungkin lagi dihindari.
Penaungan atau mutual shading inilah
yang menyebabkan penurunan laju asimilasi bersih, ada sebagian daun yang tidak
dapat melakukan fungsinya yaitu melakukan fotosintesis.
BAB VII KESIMPULAN
Dari data yang saya amati maka saya menyimpulkan bahwa jarak tanam
berbanding terbalik dengan jumlah NAR yaitu semakin rapat jarak tanam maka
jumlah NAR semakin kecil dan jika jarak tanam makin panjang
atau renggang maka jumlah NAR akan semakin banyak .
Rumusnya nya Mana ya?
BalasHapus